FLORA INDONESIA
faktor-faktor yang menyebabkan keragaman flora dan fauna tersebut.
Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2, yaitu faktor abiotik (fisik)
dan faktor biotik (non fisik). Yang tergolong faktor abiotik adalah
iklim, tanah, air, dan ketinggian, sedangkan faktor biotik adalah
manusia, tumbuhan, dan hewan
Hutan
Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas di dunia dan
ditempatkan pada urutan kedua dalam hal tingkat keaneka ragaman hayati.
Hutan Indonesia memberikan manfaat berlipat ganda, baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada manusia untuk memenuhi hampir semua
kebutuhan manusia.
Hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya,Manfaat
hutan secara langsung adalah sebagai sumber berbagai jenis barang,
seperti kayu, getah, kulit kayu, daun, akar, buah, bunga dan lain-lain
yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia atau menjadi bahan
baku berbagai industri yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi
hampir semua kebutuhan manusia.
Pohon atau juga pokok ialah tumbuhan yang berkayu dan terbagi menjadi dua kelompok tumbuhan :
- Pertama kelompok pohon berakar tunjang (dikotil) terdiri dari batang pohon merupakan batang utama yang tumbuh tegak tajuk pohon, akar dan akar tunjang
berfungsi untuk memperkokoh berdirinya pohon. Batang pohon merupakan
bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama dengan bagian akar
sebagai penyerap air dan mineral, Cabang adalah juga batang, tetapi
berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan
daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang dibalut dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan, dan cabang yang lebih kecil ialah ranting dan daun untuk ber fotosintesis.
- Kedua kelompok pohon berakar serabut (monokotil) terdiri dari pohon, akar, pelepah dan daun, pohon berakar serabut tidak bercabang contoh pohon kelapa.
Pohon dibedakan dari semak, Semak juga memiliki batang berkayu, dan bentuknya jauh lebih kecil dibanding dengan bentuk pohon. Demikian juga pisang bukan pohon karena tidak memiliki batang sejati yang berkayu. Jenis-jenis mawar
hias lebih tepat disebut semak daripada pohon karena batangnya walaupun
berkayu tidak berdiri tegak dan habitusnya cenderung menyebar menutup
permukaan tanah.
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian pohon agak lebih luas, yang dalam botani disebut "pohon semu". Contoh paling umum
Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
- Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk (Jepara), durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
- Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
- Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
- Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
- Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba
- Buah Merah (PAPUA)
menyerupai pandan dengan tinggi pohon dapat mencapai 16 (enam belas)
meter. Pohon ini menghasilkan buah yang berbentuk lonjong dengan panjang
sekitar 55 (lima puluh lima) cm dan bobot antara 2-3 kg.
- Kepel atau nama latinnya (Stelechocarpus burahol) merupakan pohon yang
banyak ditanam di hutan ini, buahnya sangat unik karena menempel di
batang pohon. Kepel sendiri menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa
selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan
keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai
khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran
(penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayangnya justru karena
itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini takut mendapat tuah
(kuwalat) sehingga menjadi langka.
- Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesi
Sejarah Singkat Lagu Gundul-Gundul PACUL
Gundul Gundul Pacul cul..Gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul..kul Gembelengan
Wakul nggelimpang Segane dadi sak latar
Begitulah kira kira lirik lagu gundul gundul pacul yang menurut cerita
orang tua saya itu adalah lagu ciptaan Sunan Kalijaga. Terjemahan
bebasnya kira kira begini
Gundul itu kepala tanpa rambut atau botak. Pacul berarti cangkul, gembelengan berarti congkak, sombong dan atau sembrono, Nyunggi wakul
artimya membawa bakul diatas kepala (seperti perempuan Bali membawa
sesaji), wakul nggelimpang segane dadi sak latar artinya Bakul jatuh
nasinya berantakan.
Seperti lagu lir ilir, Tamba ati, maupun kidung rumeksa ing wengi, Sunan
Kalijaga selalu memyisipkan pesan pesan kehidupan di dalam lagu beliau.
Pun lagu Gundul gundul Pacul ini. Lagu yang biasanya digunakan untuk
mengejek orang yan botak ternyata memiliki makna filosofis yang dalam.
Gundul atau Kepala adalah
lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota
lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa
mahkota.
Pacul atau Cangkul adalah simbol rakyat jelata. Karena Cangkul merupakan alat kerja.
Gundul pacul artinya:
bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota
tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan
kesejahteraan bagi rakyatnya.
Pacul sendiri di kalangan masyarakat jawa di artikan sebagai PAPAT KANG UCUL atau emapat yang lepas.
Artinya bahwa: kemuliaan
seseorang akan sangat tergantung 4 hal, yaitu: bagaimana menggunakan
mata, hidung, telinga dan mulutnya.
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.
GUNDUL2 PACUL CUL artinya orang
yang dikepalanya sdh kehilangan 4 indera tersebut yang mengakibatkan
sikap berubah jadi GEMBELENGAN (= congkak). NYUNGGI2 WAKUL KUL
(menjunjung amanah rakyat) selalu sambil GEMBELENGAN (= sombong hati),
akhirnya WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan) SEGANE
DADI SAK LATAR (berantakan sia2, tak bisa bermanfaat bagi
kesejahteraan.
Seyogyanya para Pemimpin negeri
ini memperhatikan betul makna yang tersirat dalam lagu dolanan bocah
ini. Lagu yang selalu dikumandangkan kala bulan purnama
Gundul kalau dalam bahasa Jawa maknanya kepala yang tidak memiliki
rambut alias botak. Sedangkan rambut bisa berarti suatu mahkota atau
kehormatan seseorang, jadi filosofi lagu gundul-gundul pacul yang
pertama ini yaitu gundul: kehormatan yang tidak memiliki mahkota.
Pacul mengandung makna alat yang digunakan oleh petani, atau dalam
bahasa Indonesia disebut cangkul. Pacul: melambangkan kaum bawah yang
biasanya adalah petani.
Gundul pacul mengandung makna: seorang yang memimpin bukanlah orang yang
diberi mahkota, namun seorang pembawa cangkul yang harus memperjuangkan
rakyatnya. Dikalangan Jawa makna filosofi pacul merupakan sebuah
singkatan yang berarti 'papat kang ucul' yaitu mata. telinga, hidung dan
mulut. Jadi kemuliaan seorang pemimpin bergantung bagaimana dia
mempergunakan pacul tersebut.
Gembelengan maknanya: besar kepala atau sombong dalam mempergunakan
kekuasaanya. Seorang pemimpin hendaklah menjaga sikap agar tidak
gembelangan dalam memimpin rakyat. Jadi makna 'nyunggi wakul
gembelengan' adalah seorang pemimpin yang semena-mena menyandang amanah
rakyat.
Wakul bisa diartikan sebagai ketenteraman rakyat, jika 'wakul ngglempang
segane dadi sak latar' maka artinya kalau pemimpin semena-mena maka
kesejahteraan rakyat akan tumpah dan tidak dihiraukan lagi.