MEREKAYASA GELOMBANG OTAK
Kemampuan manusia
ternyata sungguh hebat, termasuk juga kemampuan untuk merekayasa
gelombang otaknya. Ini berarti manusia memiliki hak untuk mengatur
bagaimana dia bisa bahagia, sedih, stress dan juga mengatur otaknya agar
memiliki kemampuan super.
Salah satu rekayasa
otak yang kini sedang dipopolerkan di Jakarta adalah MindGym. Konon,
menurut pendirinya, inilah pusat kebugaran otak satu-satunya di
Indonesia, bahkan mungkin dunia. Di tempat ini tersedia berbagai macam
sarana modern sebagai penunjangnya.
MindGym nama tempat
itu. Ia serupa tapi tak sama dengan sport center atau fitness center.
Bedanya, yang satu tempat untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran
pikiran, yang lain untuk kebugaran jasmani.
Lalu apa bedanya dengan
spa yang juga biasa disediakan oleh hotel-hotel besar? “Spa itu
merupakan health club dengan tujuan membuat tubuh langsing. Di sana
orang berdiet, menjaga kesehatan, dan menghilangkan stres,” kata Api
Surya Winata, pemilik sekaligus pengelola MindGym di Hotel Kebayoran,
Kebayoran Baru, Jakarta.
Sedangkan MindGym,
menurut dia, lebih merupakan tempat latihan untuk memelihara dan
meningkatkan kebugaran pikiran. Peralatan penunjang yang tersedia di
tempat itu menjadi lain pula. Ada lebih dari 10 macam alat, di antaranya
VibraSound Table, FloatTank, OxygenBar, kursi dan ranjang goyang IMS,
dan kursi pijat. Beberapa dari peralatan era abad XXI yang disebut mind
machine itu didatangkan dari Amerika Serikat, Belgia, Australia, dan
Jerman. Produk dalam negeri juga ada, misalnya kursi pijat. “Dengan
berbagai peralatan tersebut, kemampuan atau daya pikir, kreativitas,
bisa ditingkatkan,” kata Surya Winata.
Konon, pusat kebugaran
pikiran MindGym tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia, bahkan
mungkin di dunia. “Di Amerika sendiri tidak ada MindGym, yang ada float
station center. Sarana yang ada cuma FloatTank. Di sebuah hotel di
Singapura dan Thailand juga cuma terdapat satu FloatTank. Sementara
MindGym di Hotel Kebayoran, Jakarta, memiliki tiga FloatTank plus
beberapa alat penunjang lain,” kata Surya Winata.
Daya pikir maupun
kreativitas dipengaruhi oleh perkembangan harmonis antara belahan otak
kiri (yang bertanggung jawab atas daya pikir logis) dan otak kanan (yang
bertanggung jawab atas daya imajinasi). Dalam hal ini, katanya, MindGym
menyediakan sarana yang bisa mengembangkan kedua bagian otak.
Selain itu, tambah
Surya Winata, pusat kebugaran pikiran ini juga bisa menciptakan “dunia”
lain di luar rutinitas sehari-hari. Kejenuhan menghadapi rutinitas
sehari-hari yang melahirkan stres bisa dihilangkan sehingga pikiran jadi
tenang dan rileks.
“Jangan terpaku pada
alunan musiknya, tetapi rasakan getaran yang ditimbulkan. Nikmati dengan
rileks,” kata Api Surya Winata ketika kami mencoba peralatan yang
disebut VibraSound Table di MindGym.
Alat itu berupa ranjang
dengan kasur air (water bed), tetapi bagian pinggirnya dikelilingi
ruang berudara. Di bagian bawah ranjang dipasang empat buah perangkat
pengeras suara yang mengalunkan musik. Sembari leyeh-leyeh mendengarkan
musik, orang yang berbaring di atas VibraSound merasa seolah-olah
seluruh tubuhnya dipijat. Efek getaran (vibrasi) khusus yang dirasakan
seperti pijatan itu akibat suara musik yang merambat dan menggetarkan
media air dalam kasur air.
“Seluruh tubuh serasa
dipijat secara serentak. Badan merasa rileks dan gampang tidur. Karena
itu alat ini baik bagi penderita insomnia. Dengan berbaring di atasnya,
orang yang susah tidur menjadi cepat pulas dan bermimpi,” jelas Surya
Winata. Makanya, tidak salah kalau alat itu juga dijuluki dream machine.
Efek getaran itu,
menurut Surya Winata, ibaratnya sampai menembus tulang sumsum karena
menjadikan tubuh mencapai suasana rileks yang sempurna dan total. “Dalam
kondisi rileks, stres akan hilang dengan sendirinya. Otak pun menjadi
lebih sehat dan daya pikir menjadi lebih jernih dan tambah kreatif.”
Ada juga peralatan yang
fungsinya senada dengan VibraSound alias “ranjang getar”, hanya saja
bentuknya berupa kursi dan ranjang. Istilahnya kursi dan ranjang
Integrative Motion System (IMS). “Kursi dan ranjang IMS itu dapat
mengintegrasikan belahan otak kiri dan otak kanan sehingga bisa bekerja
lebih harmonis,” ujar Surya Winata.
Begitu diaktifkan,
kursi dan ranjang IMS akan memberikan efek getaran dan goyangan lembut
beraturan, mengikuti gerak irama musik tertentu. Namun goyangan itu
tidak membuat pusing atau mabuk (motion sickness) seperti kalau naik
kendaraan darat, laut, atau udara. Sebaliknya, justru memperlancar
peredaran darah. “Aliran darah terasa melaju sampai ke ujung-ujung jari,
bahkan sampai ke otak. Dengan begitu otak memperoleh pasokan oksigen
lebih banyak,” jelasnya.
Seperti diketahui,
oksigen sangat berguna dan penting bagi kehidupan otak. Volume otak
manusia memang hanya sekitar 2% dari berat badan, namun otak membutuhkan
oksigen sebanyak 25% dari seluruh O2 yang masuk ke dalam tubuh. Dengan
menggunakan perangkat itu, O2 akan lebih banyak mengalir ke otak. Jadi,
lanjutnya, kursi dan ranjang getar IMS berfungsi memacu dan melancarkan
aliran darah untuk membawa O2 ke seluruh tubuh secara sempurna.
Pasokan oksigen yang
cukup menjadikan otak lebih sehat. “Otak yang lebih sehat mampu berpikir
lebih sempurna dan lebih kreatif. Otak kiri dan otak kanan lebih
harmonis. Makanya, alat itu sering disebut mind machine.”
VibraSound Table maupun
kursi dan ranjang IMS sama-sama memberikan sensasi yang tidak pernah
dirasakan sebelumnya. Sensasi itu, kata Surya Winata, muncul gara-gara
adanya endorphin dalam tubuh – suatu hormon yang menimbulkan perasaan
senang. “Tubuh merupakan electrical unit dan juga kumpulan getaran.
Jadi, tubuh juga akan merasakan ‘senang’ kalau menerima getaran yang
sesuai,” ujarnya.
MindGym juga
menyediakan sarana untuk “mengapung” (floating) di atas permukaan air
atau di atas kasur air. Kalau ingin mengapung di permukaan air, bisa
dicoba FloatTank. Alat yang menjadi primadona MindGym ini menyerupai bak
mandi di dalam ruang kedap suara, tanpa cahaya, dan bebas dari pengaruh
gravitasi bumi.
FloatTank berisi
larutan air garam khusus dengan berat jenis (BJ) 1,3. Dengan demikian
tubuh manusia yang berat jenisnya 1 tidak akan tenggelam, tetapi
mengapung di permukaannya. “Badan seakan-akan kehilangan bobot. Pada
kondisi demikian, otak terbebas dari beban balancing,” kata Api Surya
Winata. Dalam keadaan biasa 85% fungsi otak terganggu oleh keinginan
untuk melakukan penyeimbangan (balancing).
Menurut seorang dokter
dari AS, demikian Surya Winata, kalau tidak dibebani balancing, otak
akan mampu bekerja lebih sempurna. FloatTank, katanya, merupakan salah
satu cara untuk bisa mencapai kondisi otak tanpa beban demikian.
Pada saat mengapung
selama beberapa menit di dalam FloatTank, tubuh serasa mengikuti aliran
kosmik. “Dengan begitu gelombang otak (brainwave) akan mudah berubah
dari gelombang beta menjadi alfa, kemudian theta, dan akhirnya mencapai
gelombang delta – kondisi yang menjadikan gampang tidur,” jelas Surya
Winata. Makanya, FloatTank dijuluki instant yoga. Selain mengoptimalkan
kemampuan otak dan meningkatkan kreativitas otak, FloatTank juga menjadi
sarana untuk mencapai top performance level atau kondisi puncak
penampilan.
Kalau enggan
berbasah-basah, bisa mencoba DryFloat. Sarana ini berupa kasur air
(water bed) yang memungkinkan seseorang “mengapung” tapi badan tetap
kering. Badan dibiarkan berbaring rileks di atas kasur air, dan kemudian
diputarkan musik bersuasana suara unsur-unsur alam. Ada suara angin,
jangkrik, kodok, deburan ombak, gemericik air terjun, dsb.
“Alunan musik suara
alam (back to nature music) membawa otak manusia ke suasana yang
benar-benar rileks. Tidak ada tekanan atau beban lagi. Otak menjadi
lebih sehat dan pikiran pun jernih sehingga mampu memecahkan berbagai
macam problem,” tutur Surya Winata.
Konon, bersantai di
DryFloat sambil menikmati alunan musik suara alam juga bisa melahirkan
ilham. Makanya, DryFloat juga disebut ThinkWell. “Tempat untuk menggali
ide atau gagasan yang berguna. Di sana otak bisa berpikir dengan baik.
Untuk memperoleh ide yang luar biasa, otak mesti dalam suasana tenang.
Otak yang lelah tidak mungkin dipaksa terus bekerja dan berkreasi. Ia
perlu istirahat; bebas dari tekanan,” tuturnya.
Menurut Surya Winata,
FloatTank, juga dapat mempercantik kulit. “Dengan floating, wanita akan
tampak lebih cantik dan lebih muda. Ada dasar ilmiahnya. Stres hilang,
otot-otot di bagian wajah pun menjadi lebih rileks. Jadi, selain otak
encer, tampilan luar pun tambah cantik,” katanya.
Kalau ingin tampak
makin segar lagi bisa mencoba OxygenBar. Bar menyediakan oksigen murni
85% yang disalurkan dari tabung oksigen ke bola kaca. “Dengan mengirup
oksigen murni lewat globe kaca itu selama 15 menit, tubuh menjadi lebih
segar,” ujar Surya Winata sembari menambahkan, bar semacam ini cukup
populer di Jepang.
Kalau Anda ingin
mengenali jati diri atau bermeditasi, di arena MindGym juga tersedia
sarana penunjang yang dinamai MirrorChamber. Ia berupa sebuah ruang
khusus berbentuk kubus dan berdinding kaca cermin. Di dalamnya terdapat
genta yang bila dibunyikan akan menimbulkan efek getaran (gelombang)
suara dengan frekuensi tertentu.
Getaran itu akan
mempercepat pikiran mencapai suasana hening. Hanya dengan duduk bersila
di dalam MirrorChamber, efek getaran suara genta akan cepat membawa ke
suasana meditasi. Getaran gelombang beta akan cepat masuk ke gelombang
alfa, gelombang theta, dan akhirnya sampai gelombang delta.
Gelombang theta,
menurut Surya Winata, merupakan gelombang otak (brainwave) paling
kreatif. Sayang sekali jarang yang bisa berlama-lama berada pada
gelombang ini. Sebab, begitu berada pada gelombang theta, sebentar
kemudian segera terseret masuk ke alam tidur (gelombang delta). Kalau
bisa tetap berada pada gelombang theta (antara alam tidur dan melek),
itu saat yang paling kreatif.
Suasana meditasi juga
bisa dirasakan ketika duduk bersemedi di bawah PyramidPower. Sarana
berupa bidang piramida ini juga cepat membawa ke “dunia” atau dimensi
lain. MirrorChamber dan PyramidPower sebenarnya merupakan jembatan
menuju ke suasana spiritual sehingga keduanya juga disebut sarana
instant yoga.
“MirrorChamber dan
PyramidPower akan membawa kita keluar dari dimensi ruang dan waktu,
kemudian masuk ke dimensi lain. Keduanya sebagai sarana untuk lepas dari
suasana duniawi,” kata Noerhadi, konsultan supranatural Hotel
Kebayoran. “Pikiran yang ruwet dan gelisah pun akan menjadi tenang.
Hening.”
Untuk mencapai
ketenangan, cukup dengan duduk bersimpuh di bawah bidang PyramidPower.
“Tarik napas perlahan sampai tak terasa bernapas lagi. Kemudian, blek
orang itu pun tertidur pulas,” tutur Noerhadi.
Kedua sarana meditasi
itu, menurut Surya Winata, akan membantu otak bekerja lebih tenang. Otak
kiri dan otak kanan lebih menyatu dan harmonis.
Saat ini MindGym baru
diminati kalangan tertentu, terutama para ilmuwan luar negeri, staf
kedutaan besar, dan pengunjung hotel. Pusat kebugaran pikiran ini dibuka
pagi, siang, dan sore. Mulai pukul 06.00 – 23.00 WIB.
“Tarifnya AS $ 20 – 50
per 45 menit. Bagi pengunjung hotel ada korting 50%,” kata Api Surya
Winata, pendiri “MindGym” sekaligus general manajer Hotel Kebayoran.
“Lama terapi setiap alat idealnya 45 menit. Tapi ada juga yang karena
keenakan sampai berjam-jam.”
Pengunjung MindGym
tidak harus menggunakan semua peralatan yang ada. Ibarat masuk ke
restoran, mereka dipersilakan memesan menu makanan sesuai selera dan
kemampuan perut. Demikian pula di arena MindGym mereka bebas mencoba
sarana yang tersedia. Pilih mana yang disukai dan dianggap paling cocok.
Tapi boleh-boleh saja kalau ingin mencoba semua peralatan yang ada.
Meski jenis peralatan
sudah cukup lengkap, menurut Api Surya Winata, pusat kebugaran pikiran
MindGym ini belum dibuka secara resmi. “Masih menunggu saat yang tepat,”
katanya.
Sebagaimana telah
dipaparkan di atas, bahwa berdasarkan pemeriksaan dilaboratium, rumah
sakit, atau pusat2 penelititan fungsi otak manusia, di Amerika, Eropah
bahkan di Asia, bahwa otak (pusat syaraf) manusia, dapat diperiksa,
dimonitor bahkan dapat direkam mempergunakan peralatan, yang disebut EEG
atau electroencephalogram dan juga BRAIN MAPPING.
Perbedaannya adalah
bahwa Brain Mapping hanya memeriksa secara FISIK , gangguan, kerusakan
atau kecacatan otak (pusat syaraf) tersebut, misalkan “tumor (kanker)
otak, pecahnya pembulu darah otak (struck), benturan pada kepala dan
seterusnya.”
Sedangkan EEG
(electroencephalogram) , yang diperiksa, dimonitor dan direkam adalah
GETARAN, frekwensi, sinyal atau GELOMBANG otaknya, yang kemudian
di-“klasifikasi” kan kedalam beberapa kondisi kesadaran, bawah sadar,
keadaan tidur atau mimpi dan seterusnya
Getaran atau frekwensi
adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (khz atau Mhz),
contoh frekwensi jala-jala listrik PLN untuk perumahan di-Indonesia
adalah (50 Hz) pada tegangan 220/380 Volt AC.
Berdasarkan riset
selama bertahun tahun, terutama di-Amerika, Eropah dan juga di Asia
bahwa getaran/frekwensi otak (pusat syaraf) pada manusia, berbeda untuk
setiap fase ( sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak,
kesurupan/trance, panik ), sehingga beberapa ahli (dokter) dalam bidang
kejiwaan/psikiater, ( neurophysiologic ) dan dokter syaraf membuat suatu
komitmen dan perjanjian sebagai berikut :
Getaran/Frekwensi :
• Gamma 16 Hz ~ 100 Hz
• Beta > 12 Hz
• SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz
• Alpha ( Berger ‘s wave) 8 Hz ~ 12 Hz
• Theta 4 Hz ~ 8 Hz
• Delta 0.5 Hz ~ 4 Hz
Sebenarnya keseluruhan
frekwensi tersebut bergabung secara acak (berinterferensi), namun dengan
EEG, frekwensi gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu persatu
dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi mana yang paling
dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang dianggap dan
berada pada fase tersebut, apakah fase Beta, Alpha, Theta atau Delta dan
seterusnya
Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt (microVolt), sedangkan arus listriknya tidak diperhitungkan.
GAMMA wave ( 16 hz ~ 100 hz )
Adalah getaran pusat
syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami “ aktifitas
mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang berada di arena
pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik,
ketakutan, “nerveus”, kondisi ini dalam kesadaran penuh.
Gamma wave – EEG scan
Berdasarkan
penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson. D.C.B.F.A (Center for acoustic
research) di atas gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang
Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), akan
berpengaruh pada kemampuan SUPRANATURAL, METAFISIKA dan LEVITASI.
BETA wave ( diatas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz )
Adalah getaran pusat
syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami “ aktifitas
mental yang sadar penuh dan normal “ aktif, konsentrasi penuh dan dapat
dibagi pula menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta ( 19 Hz + ) yang
overlap/transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta ( 15 hz ~ 18
hz ), juga overlap/transisi dengan getaran gamma, selanjutnya lowbeta
(12 hz ~ 15 hz).
Beta wave – EEG scan
SMR wave atau SensoriMotor Rhytm ( 12 hz ~ 16 hz )
SMR sebenarnya masih
masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan
juga baru dipelajari secara mendalam akhir2 ini oleh para ahli, karena
penderita epilepsy , ADHD , ( Attention Deficit and Hyperactivity
Disorder juga disebut ADD-Attention Deficit Disorder) dan autism tidak
memiliki dan tidak mampu ber-“konsentrasi penuh” atau “fokus” pada suatu
hal yang dianggap penting, dengan perkataan lain otak (pusat syaraf)
sedikit bahkan tidak sama sekali menghasilkan getaran SMR .
Sehingga setiap
pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan agar merespon getaran
SMR tersebut, biasanya diaktifkan dengan biofeedback/neurofeedback .
SMR / SensoriMotor Rhytm – EEG scan
ALPHA wave ( 8 hz ~ 12 hz )
Adalah gelombang pusat
syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami
“releksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2 mata mulai menutup atau
mulai mengantuk, atau suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar
(atau bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup),
disinilah saat2 penting dimana seorang ahli hipnotis, mulai melakukan
aktifitas hipnotisnya untuk memberikan sugesti kepada pasiennya sesuai
perintah yang direncanakan kepada yang dihipnotis (objek)
Pada tahap permulaan MEDITASI (meditasi ringan) juga akan memasuki fase gelombang alpha.
Alpha wave – EEG scan
Frekwensi alpha 8 ~ 12
hz , merupakan frekwensi pengendali, penghubung dan melakukan aktifitas
yang berpusat di-sel2 thalamic (electrical activity of thalamic
pacemaker cells )
The thalamus (from
Greek = bedroom, chamber) is a pair and symmetric part of the brain. It
constitutes the main part of the diencephalon .
The diencephalon is
the region of the brain that includes the thalamus , hypothalamus ,
epithalamus , prethalamus or subthalamus and pretectum . It is derived
from the prosencephalon . The diencephalon is located at the midline of
the brain, above the mesencephalon of the brain stem . The diencephalon
contains the zona limitans intrathalamica as morphological boundary and
signalling centre between the prethalamus and the thalamus.
Frekwensi alpha, 8
hz merupakan fase dan pintu masuk (gate-away) dari keadaan sadar menjadi
tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta ( 4 hz ~
8 hz ), biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung lama,
dibanding dengan tingkatan lainnya ( gamma, beta, theta dan delta wave),
namun merupakan bagian penting terutama bagi penderita ADHD , pada saat
melakukan latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau
neurofeedback .
THETA wave ( 4 hz ~ 8 hz )
Adalah getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi
pada saat seseorang yang mengalami “ keadaan tidak sadar atau tidur
ringan ” atau sangat mengantuk , tanda2nya napas mulai melambat, dalam
dan panjang, dibandingkan biasanya.
Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini
masuk kefase atau dibawah pengaruh “trance”, kesurupan, hipnosis,
MEDITASI DALAM, atau sedang menjalani ritual2 agama, atau mengalirnya
tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).
Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak
dibawah pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak yang
normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran frekwensi theta, akan
hilang sedikit demi sedikit setelah menjelang dewasa (kecuali pada saat
menjelang tidur).
Theta wave – EEG scan
Seorang anak (terutama
bayi dan balita), rata2 tidur lebih dari 12 jam setiap harinya, sehingga
pada pusat syarafnya (otak) lebih banyak masuk dalam fase gelombang
theta dan gelombang delta, ketimbang gelombang beta dan alpha, sehingga
dalam kehidupan nyata sehari-harinya, lebih banyak cara berpikir yang
tidak masuk akal (ber-angan2 atau seperti bermimpi walaupun dalam
kondisi sadar) dan sedikit demi sedikit akan berubah setelah menjelang
remaja/dewasa.
Berdasarkan
penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan pesawat udara,
tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut, biasanya anak balita selamat
(walaupun tidak selalu terjadi), ini dikarenakan anak2 mudah memasuk
fase2 gelombang theta yang lama dan permanen, baik dalam keadaan tidur,
maupun sadar, sehingga pada gelombang2 theta inilah terjadi mukjijat
atau keajaiban, artinya ada tangan2 ajaib yang tak terlihat yang
menolong anak2 ini dari kecelakaan.
Anak INDIGO ( anak
super cerdas dan memiliki indra ke-enam / ESP /Extra sensory
perception), juga termasuk yang mudah memasuki fase gelombang theta yang
cukup lama dan dapat permanen.
Komunikasi dengan TUHAN
juga akan terjadi apabila sebagai manusia biasa dapat memasuki fase
gelombang theta (batas alpha – theta), misalnya pada saat kita berdoa,
meditasi, melakukan ritual2 agama (apapun agamanya), sadar atau tidak
sadar, mengerti atau tidak mengerti mengenai gelombang theta, apabila
getaran otaknya diukur dengan EEG, maka dapat dipastikan bahwa pada saat
itu sedang masuk difase gelombang theta (batas alpha-theta), sehingga
bagi para ahli, akan berpendapat bahwa disetiap otak manusia ada
terdapat yang disebut “GOD SPOT”
Sedangkan dalam kondisi
tidur normal, seseorang pasti akan memasuki fase gelombang theta,
walaupun hanya sebentar terutama secara periodik akan berpindah/bergeser
ke-gelombang delta dan kembali ke theta berkali-kali diikuti getaran
pelopak mata yang dikenal dengan REM ( rapid eyes movement ) dan Non REM
atau NREM ( non rapid eyes movement ) selama tidur normal 7 ~ 8 jam
perhari (lihat grafik dibawah), pada stage 1 dan 2 .
Schumann Resonance ( 7.83 Hz)
Schumann Resonance
adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz , yang juga masuk
dalam kelompok gelombang theta, dianggap sebagai suatu keadaan mental
seseorang yang apabila otak (pusat syaraf) nya mampu mengikuti resonansi
ini akan masuk keadaan supranatural . ( ESP-extra sensory perception,
hipnotis, telepati dan fenomena serta aktifitas mental lainnya)
Sedangkan Schumann
resonance serta frekwensi diatasnya masuk kelompok frekwensi ELF
(extremely low frequency pada bandwith 3 ~ 30 hz dan frekwensi
infrasonic )
DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4 hz )
Adalah getaran pusat
syaraf (otak) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang
rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat seseorang yang
mengalami “ keadaan tidur sangat lelap” atau anak dibawah usia 13 th
ketika dalam keadaan sadar penuh. Dalam keadaan normal, seorang dewasa
yang sedang tidur pada malam hari (lihat grafik dibawah), pada stage 3
dan 4 , NREM bukan pada stage 1 dan 2.
Delta wave – EEG scan
Akhirnya berdasarkan
penyelidikan para ahli, bahwa seseorang yang menderita atau gangguan
otak (fisik, benturan otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran
yang terjadi akan didominasi oleh gelombang delta.
Diagram tingkatan tidur ringan dan tidur dalam
Penemuan baru dibidang
frekwensi dan gelombang otak manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C.,
B.F.A . ,dari Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang dan
frekwensi lain dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi
EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang dalam
kemampuan supranatural, seperti pada gelombang theta diatas.
METODE RESONANSI dan STIMULASI GELOMBANG OTAK
Resonansi pada garpu
tala. Jika ada 2 buah garpu tala yang senada, apabila salah satu garpu
tala diketuk T1 (digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada
garpu tala lain T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut
bergetar, dengan nada yang sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi
(ikut bergetar) dengan garpu tala T1 .
Dua garpu tala yang
beresonansi. Frequency Following Response (FFR) adalah respon dari otak
yang mengikuti sinyal2 baik suara (audio) yang melalui telinga, maupun
gambar ( visual ) melalui mata (terbuka/tertutup), dari luar tubuh, yang
diinjeksikan atau dimasukan (BrainWave entrainment) berupa getaran atau
gelombang yang mencapai target frekwensi/gelombang yang diinginkan
(meditasi, penyembuhan, tidur nyenyak, belajar cepat dan seterusnya atau
alpha,theta dst).
Bandingkan dengan resonansi garpu tala ( resonansi terjadi pada benda2 bergetar sedangkan FFR terjadi pada pusat syaraf/otak).
Resonansi pada otak dan
pusat syaraf. Demikian pula dalam halnya pusat syaraf (otak) manusia,
dengan diketahuinya setiap tingkat getaran/gelombang otak manusia yang
mampu mengikuti (beresonansi) dari getaran suara (audio) melalui telinga
dan gambar (visual) melalui mata, atau sinyal lainnya melalui alat
peraba/perasa (tangan, tubuh, di belakang telinga), maka dapat diatur
sekehendak kita untuk mencapai target2 aktifitas mental yang
dikehendakinya (meningkatkan IQ, belajar cepat, meditasi, aktifitas2
supranatural, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi mereka yang
menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur dan seterusnya)
Namun sayangnya bahwa
untuk mencapai hal tersebut diatas tidaklah mudah, seperti yang kita
harapkan, karena keterbatasan pendengaran dan penglihatan manusia,
misalnya sinyal suara, atau frekwensi suara, hanya dapat didengar dari
20 Hz s/d 20 khz itupun batas pendengaran efektip akan berlainan untuk
setiap orang ( wanita, pria atau anak), bahkan anak kecil mampu
mendengar suara diatas 20 Khz, namun rata2 manusia hanya dapat mendengar
antara 50 hz s/d 8 khz saja.
Lalu bagaimana agar
gelombang frekwensi suara yang diterima dan didengar oleh telinga kanan
dan kiri dapat direspon dengan baik oleh otak (pusat syaraf) dan
diterjemahkan sebagai gelombang2 beta, alpha, theta dan delta ( dan juga
gamma, hypergamma, lamda dan epsilon )
Ada beberapa metode atau cara diantaranya dengan :
1. Binaural beats ( pelayangan sinyal suara )
Apabila 2 gelombang
frekwensi f1 dan f2 (telinga kanan dan kiri ) dipadukan menjadi satu,
maka secara matematik akan diperoleh hasil sebagai berikut :
• frekwensi dasar yaitu f1 dan f2.
• kelipatan atau harmonik ganjil dari masing2 frekwensi yaitu 3f1, 5f1 dst dan 3f2, 5f2 dst
• selisih dan jumlah dari kedua frekwensi dasar tersebut ( f1 – f2) dan (f1+f2).
Tergantung dari
aplikasi matematis tersebut, pada penggunaan dan perhitungan untuk otak
(pusat syaraf) manusia maka yang direspon “hanya” f1 dan f2 sebagai
suara biasa dan ( f1 – f2 ) yang akan direspon oleh otak (pusat syaraf)
sebagai gelombang2 gamma, beta, alpha, theta atau delta. Misalnya f1 =
400 hz dan f2 = 410 hz, maka ? f = 10 Hz direspon otak sebagai gelombang
alpha, maka selisih dua frekwensi yang berbeda ini disebut binaural
beat atau pelayangan 2 sinyal . Binaural beat ditemukan dan diselidiki
pertama kali oleh Heinrich Wilhelm Dove pada tahun 1839 .
Binaural beat frequency
2. Gelombang ISOCHRONICS ( monaural beats)
Karena dengan sistim
binaural beat diperlukan headphone (kiri dan kanan) atau pemasangan
pengeras suara (speaker) yang dipasang tepat disamping kiri dan kanan,
agar otak merespon cukup baik, maka sistim ini menjadi tidak effektif
dan kurang kuat pengaruhnya terhadap otak (pusat syaraf), maka dipilih
cara lainnya yang lebih baik, yaitu dengan sistim Isochronics.
Pada gelombang
isochronic, maka baik suara yang didengar ditelinga kiri maupun kanan
akan memiliki frekwensi suara dan amplitudo yang sama, hanya kedua
sinyal tersebut dimodulasikan dengan impuls/switch on/off (hidup/mati)
dengan batasan2 irama gelombang otak (beta, alpha, theta . Delta )
tersebut disesuaikan dengan target2 aktifitas mental yang akan dicapai
seseorang.
Stimulasi gelombang otak adalah rangsangan2 (suara atau
cahaya/gambar) yang dikirim keotak (pusat syaraf) melalui panca indra (
telinga atau mata), sehingga otak (pusat syaraf) akan merespon den
mengikuti (resonansi) sesuai dengan irama dari jenis gelombang tersebut (
beta, alpha, theta, delta atau gamma).
Stimulasi gelombang otak yang memakai sistim isochronic lebih baik dari binaural beats karena :
Binaural beats memerlukan headphone stereo, sedangkan isochronic tidak, cukup yang mono atau 1 headphone atau mono-speaker.
Respon dari otak (pusat syaraf) jauh lebih kuat jika mempergunakan sistim isochronics
Stimulasi cahaya melalui mata
Stimulasi gelombang
otak, dapat juga melalui cahaya atau melalui mata dengan gambar bergerak
atau beranimasi (kelopak mata terbuka) atau mata tertutup dengan
menyalakan dan mematikan cahaya hitam/putih atau berwarna (cahaya
menembus kelopak mata memakai alat Audio strobe LED Glasses), yang
disesuaikan dengan irama gelombang otak (beta, alpha, theta, delta ),
dengan perkataan lain ber-kelap – kelip atau fliker.
Audio Strobe ( LED Glasses )
LED glasses are a
powerful and effective way to entrain the brain. Like the light pulses
embedded into visual plugins, AudioStrobe uses light to entrain the
brain. LEDs are mounted onto glasses and positioned an inch or two away
from the eyelids. The lights are then flashed according to the target
brainwave frequency.
Dengan adanya respon
dari otak (pusat syaraf), mengakibatkan timbulnya impuls2 listrik diotak
(2 ~ 10 microVolt) yang disebut CER ( Cortical Evoked Response ), yang
dapat dibaca oleh EEG (electroenchepalogram) untuk pemeriksaan
efektifitas, pengujian dan monitoring .
Frequency Following
Response (FFR) adalah respon dari otak yang mengikuti sinyal2 baik suara
( isochronics atau binaural beat ) maupun gambar ( visual ) dari luar
tubuh, untuk mencapai target yang diinginkan (meditasi, penyembuhan,
tidur nyenyak, belajar cepat dan seterusnya).