Minggu, 17 Maret 2013

GELOMBANG OTAK DALAM HIPNOSIS
Bagaimana gelombang otak kaum paranormal? Berdasarkan temuan ilmiah dibidang parapsikologi, ternyata gelombang-gelombang otak tertentu berperan aktif melakukan kemanpuan paranormal.
Saat ini ditemukan teknologi stimulasi otak dengan gelombang suara yang unik. Seperti telah diakui lembaga sains dan penelitian tentang otak, suara memiliki pengaruh besar terhadap kinerja otak, contohnya efek musik Klasik dan Jazz terhadap Otak dan Psikologi Manusia. Dengan berdasarkan pada konsep frekwensi suara inilah, Teknologi Stimulasi Otak mampu menghasilkan frekwensi suara khusus yang dikenal dengan nama Binaural Beat Frequency.
Binaural Beat Frequency adalah frekwensi yang dihasilkan melalui perhitungan matematika kompleks sehingga mampu menginterferensi dan menstimulasi gelombang otak untuk memasuki kondisi “trance” (frekwensi theta). Binaural Beat Frequency memiliki pengaruh yang kuat, bahkan lebih kuat dari pengaruh musik Klasik dalam menstimulasi gelombang otak manusia memasuki frekwensi tertentu, seperti alpha, theta & delta.
Dengan menyelaraskan gelombang otak pada frekwensi tertentu maka kita akan manpu atau bisa memiliki kekuatan metafisika yang sangat berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Metoda ini ditemukan sejak tahun 1960 yang dilakukan oleh berbagai ilmuwan yang menyimpulkan bahwa frekwensi suara tertentu dapat menpengaruhi keadaan seseorang.
Seseorang yang gelombang otak pada frekwensi beta (12 – 25 cps) melakukan kegiatan berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari. Gelombang otak pada frekwensi alfa (8 12 cps) menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam karena Gelombang alfa sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Sedangkan gelombang otak pada frekwensi theta (4 – 8 cps) memasuki alam bawah sadar yang mengalami kondisi meditasi sangat mendalam.
Seseorang yang berprofesi sebagai paranormal dan penyembuh gelombang otaknya lebih banyak mengandung frekwensi delta (0,1 – 4 cps). Frekwensi delta bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intiusi, empati dan tidakan yang bersifat instink. Delta juga membantu mencapai tingkat kesadaran dan kebijakan tertinggi.
Adalah Audio Binaural Beat Frequency, sebuah alat khusus yang diprogam dengan frekwensi khusus untuk diselaraskan gelombang otak kita ke dalam frekwensi alpha, theta dan delta. Dengan mendengarkan Audio Binaural Beat Frequency System yang menstimulasi otak yang memberikan respon kepada bagian otak yang berfungsi pusat kesehatan & kemanpuan paranormal, maka akan otomatis membangkitkan energi tubuh (kundalini/cakra/aura/chi), mata bathin, terawangan, psikometri ESP (Extra Sensory Perception), telepathy, telekinetis, psychokinetis, lepas sukma, peningkat daya seksual, peningkat metabolisme tubuh dan sebagainya
Satu lagi kemampuan yang kerap dihubung-hubungkan dengan paranormal adalah kemampuan hipnosis. Konsep hipnosis telah ada sejak awal peradaban manusia, hipnosis selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaaan, kekuatan magis dan supranatural. Hipnosis secara konvensional adalah salah satu kondisi kesadaran (state of consciousness), dimana dalam kondisi ini manusia lebih mudah menerima saran (informasi). Konsep hipnosis terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Hipnosis secara modern adalah teknik untuk membypass atau mempekecil ’critical factor’ dari conscious, sehingga RAS (Reticular Activating System) terbuka, dan informasi dapat memasuki sub-conscious.
Sedangkan orang yang melakukan hipnosis dikenal dengan hipnotis. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini bertujuan melihat pengaruh hipnosis terhadap kejiwaan seseorang, terutama dilihat pada pembangkitan sinyal EEG manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih membantu dalam proses penyembuhan secara hipnoterapi dan memberikan informasi mengenai pencegahan terhadap proses penipuan melalui hipnosis.
Pengambilan data dilakukan pada kondisi hipnosis yang mengacu pada struktur dasar hipnosis. Data yang diambil berupa PSD (Power Spectra l Density) yang telah dirata-ratakan dan peta gelombang otak (brainmapping ). Pengolahan data secara statistik menggunakan metode ANOVA (Analysis Of Variance).
Sinyal beta merupakan sinyal paling dominan di antara sinyal EEG yang lain, hal ini menjelaskan bahwa pada saat kondisi hipnosis 1 dan hipnosis 2 pikiran tetap terjaga atau sadar. Sinyal alpha meningkat pada kondisi hipnosis 1 dimana pikiran akan terasa rileks dan santai namun terfokus, Sinyal theta meningkat pada kondisi hipnosis 2 setelah pikiran dibimbing untuk berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang mudah dirasakan oleh pikiran. Sinyal delta relatif kecil pada semua kondisi karena sinyal delta meningkat pada keadaan tidur lelap.
Agar lebih jelas tentang hipnotis ini, ada baiknya kita ikuti cerita Natalia Sunaidi, pakar hypnotherapy yang juga penulis buku Journey of The Past berikut ini:
Setiap hari saya mengajar di sebuah preschool dari Taiwan di Pluit (Jakarta). Waktu itu menjelang Tahun Baru Imlek. Seperti biasa sekolah kami banyak memasang dekorasi Imlek. Di depan pintu masuk tergantung lampu panjang berwarna merah yang sangat menarik perhatian anak-anak. Suatu pagi saya menggendong seorang anak Toddler (usia 1,5 th) yang terkesima melihat lampu panjang tersebut, tiba-tiba dari luar sekolah terdengar suara ledakan yang sangat keras, suara ban pecah. Saya sangat terkejut, anak yang saya gendong menangis kencang karena kaget.
Saya sudah melupakan kejadian itu dan memulai kegiatan belajar seperti biasa. Besok paginya ketika anak itu datang ke sekolah, dia menangis keras ketika akan memasuki pintu. Kami semua tidak mengerti dan membawanya masuk ke kelas. Begitu pulang sekolah, dia tidak mau keluar pintu, dia gemetaran sambil berkata “bom…bom…”. Saat itu saya jadi teringat kembali kejadian kemarin ketika terdengar suara ledakan ban meletus, saat itu ia sedang mengamati lampu panjang yang digantung di depan pintu itu. Jadi setiap kali ia melihat lampu panjang itu, ia mengingat kembali suara ledakan yang membuat dia kaget dan takut.
Saat itu bisa dikatakan anak itu sedang berada dalam kondisi terhipnosis karena setiap kali ia melihat lampu panjang itu, secara otomatis itu akan memicu ingatan dia tentang suara ledakan yang membuat dia kaget dan takut.Lalu mengapa saya menyebut hipnosis adalah suatu hal yang alami? karena kita mengalami kondisi hipnosis dalam hidup kita sehari-hari. Mengapa demikian? nanti saya akan jelaskan mengapanya. Tahukah anda bahwa anda masuk kondisi hipnosis pada saat anda sedang nonton TV, membaca buku, mengetik di komputer, Meditasi bahkan anda pasti masuk kondisi hipnosis sebelum anda tidur? Ya, memang begitulah yang terjadi!Mengapa demikian?
Hipnosis tidak lain adalah sebuah pengetahuan tentang gelombang otak. Setiap manusia (bahkan bianatang) mempunyai 4 gelombang otak : Beta – Alfa – Teta – Delta. Beta adalah gelombang otak pada saat kita sedang sibuk, maksudnya fokus kita bisa pada 5-9 hal. Misalnya, kita sedang makan sambil mendengar musik dan mendengarkan curhat teman kita. Alfa dan Teta adalah gelombang otak pada saat kita sedang kondisi relaksasi yaitu fokus pada 1 hal. Delta adalah gelombang otak pada saat kita tidur pulas dan hypnosis adalah suatu metode untuk mencapai gelombang otak untuk mencapai Alfa dan Teta. Lalu mengapa saya mengatakan kita mengalami kondisi hypnosis setiap hari ?
Pada saat kita sedang nonton TV, kita fokus pada 1 hal yaitu film yang sedang kita tonton. Pada saat membaca buku, mengetik komputer, kita pun fokus pada hal yang sedang kita kerjakan. Oleh karena itu bila kita ukur gelombang otak kita, kita sedang berada dalam kondisi Alfa atau Beta, kita sedang dalam kondisi hypnosis. Pada saat kita meditasi, jika pikiran kita sudah tidak kesana kemari dan kita mulai konsentrasi pada 1 fokus maka gelombang otak kita berada dalam kondisi Alfa atau Teta. Bahkan setiap kita tidur kita harus melewati kondisi hipnosis sebelum tertidur pulas, yaitu dari gelombang Beta ke Alfa – Teta akhirnya Delta.
Lalu mengapa kita perlu mencapai gelombang Alfa atau Teta ? Karena bila kita derada dalam gelombang Beta (fokus yang terpecah) kita tidak akan bisa belajar atau menerima apapun. Bayangkan seperti ini, bila anda sedang berada di ruangan mesin yang ribut, anda tidak akan bisa mendengar suara teman anda, anda harus menurunkan suara mesin itu lalu fokus pada suara teman anda baru bisa mengerti apa yang ia katakan. Sama seperti itu, hipnotis adalah metode untuk menurunkan gelombang sibuk anda (Beta) supaya mencapai Alfa atau Teta supaya anda bisa lebih fokus. Bahkan anda sangat perlu berada di gelombang Alfa atau Teta untuk bisa belajar misal pada saat kuliah, mendengar ceramah, membaca buku, dan sebagainya.
Lalu mengapa anak murid saya menjadi trauma terhadap lampu panjang merah tersebut ? Karena pada saat ia mengamati lampu tersebut, otaknya berada di kondisi Alfa atau Teta sehingga ia menjadi reseptif terhadap suara ledakan itu. Lalu bagaimana yang terjadi di TV, yaitu orang-orang yang diubah namanya atau berperilaku aneh? Apakah kesadarannya dilemahkan dengan hipnotis? Prosesnya sama, yang dilakukan oleh para hipnotis adalah dengan menggunakan metode hipnosis menurunkan gelombang otak orang itu menjadi Alfa atau Teta sehingga ia menjadi reseptif pada sugesti sang hipnotis.
Lalu kemanakah kesadarannya ? Apakah hilang ? Tidak hilang! Kesadarannya tetap ada bahkan ia sangat sadar. Misalnya, seorang lelaki bernama Eko diubah namanya menjadi Ria. Eko masih sangat sadar bahkan pada saat ia bilang namanya adalah Ria tetapi kesadarannya tidak cukup kuat untuk menolak sugesti sang hipnotis. Lalu apakah kesadaran Eko sedang dilemahkan melalui hipnotis? TIDAK! Memang kesadarannya sudah lemah dari awalnya dan melalui hipnosis jadi terlihat.
Jika begitu apa bedanya kita semua dengan Eko? ketika kemarahan menguasai kita, kita menjadi terfokus pada hal yang menyebabkan kita marah, lalu kita bereaksi galak dan mengomeli orang lain. Bukankah kita saat itu terhipnotis oleh kemarahan kita? Bukankah saat itu kesadaran kita pun lemah sehingga tidak bisa menyadari kemarahan yang muncul? Jika demikian mengapa kita bisa menyimpulkan hipnosis yang bisa membuat kesadaran kita melemah jika setiap harinya kesadaran kitapun lemah dan terlarut dalam kemarahan, keserakahan, kebencian, irihati dan sebagainya ? Lalu kemanakah kesadaran kita saat itu? Jika memang hipnosis bisa melemahkan kesadaran maka sesungguhnya kita sedang melemahkan kesadaran kita dengan menonton TV, meditasi bahkan setiap kali tidur, karena saat itu kita berada dalam kondisi hipnotis. Apakah begitu?
Sangat Tidak! Hipnosis adalah sebuah pengetahuan yang mempelajari gelombang otak dan metode komunikasi untuk mencapai gelombang otak Alfa atau Teta.
Melalui relaksasi dalam masalah yang muncul adalah setelah mencapai gelombang otak Alfa atau Teta melalui hipnosis, lalu mau diapakan ? Apa mau digunakan untuk memasukkan sugesti negatif atau positif ? Apa mau digunakan untuk melihat kehidupan lalu dan mengambil kebijaksanaannya? atau untuk menenangkan pikiran? atau bahkan digunakan untuk hiburan iseng ? semuanya tergantung kebijaksanaan anda. Seperti sebilah pisau, ia bisa digunakan untuk kejahatan tetapi juga bisa kita pakai untuk membantu untuk membantu kegiatan masak untuk menghasilkan berbagai makanan bergizi. Tetapi pisau hanyalah pisau, ia tidak termasuk barang baik atau buruk. Sama seperti hipnosis, ia bisa digunakan untuk hal negatif tapi bisa juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Hipnosis hanyalah suatu metode, yang jika kita bisa mengolahnya dapat kita gunakan untuk meningkatkan kebijaksanaan kita. Jadi semuanya itu menjadi pilihan anda, mau menggunakan hipnosis untuk melihat kehidupan lalu dan mengambil kebijaksanaannya atau mau tidak menggunakannya. Ini semua bukan menjadi hal yang benar atau salah lebih merupakan hal yang cocok atau kurang cocok. Sebagian orang karena warna kulitnya terlihat cocok memakai baju berwarna ungu tua, tapi ada juga yang tidak menyukai warna ungu tua karena kurang cocok dengan warna kulitnya. Tapi apakah warna ungu tua adalah adalah warna yang salah ? Sama seperti itu ada orang cocok dengan regresi kehidupan lalu untuk menggali kebijaksanaanya ada juga yang kurang cocok. Semua itu hanyalah pilihan yang cocok atau kurang cocok.
Sebagaimana diketahui, cara kerja otak dipengaruhi oleh kondisi otak yang disebut fase Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Pada kondisi Beta, gelombang otak adalah 12-25Hz. Ini adalah kondisi konsentrasi yang muncul ketika seseorang sedang mengerjakan sesuatu yang sulit dan perlu berpikir keras. Pada saat ini otak hanya mempunyai kemampuan fokus tunggal. Kondisi beta cocok untuk tujuan menyelesaikan suatu pekerjaan secara serius, seperti mengerjakan soal, ngebut, mengerjakan tugas kritis dan serius. Musik yang riang dan cepat dapat membantu mencapai kondisi otak ini.
Kondisi Alfa mempunyai gelombang otak dengan frekuensi 8-12Hz. Kondisi tenang ini memungkinkan otak untuk multifokus, memperhatikan beberapa hal sekaligus. Kondisi Alfa sangat tepat untuk belajar yang bersifat menyerap, memahami, menghafalkan pengetahuan, karena pada kondisi ini otak menjadi siap belajar. Musik yang sedang dan ringan dapat membantu tercapainya kondisi Alfa.
Gelombang otak Theta adalah 4-8Hz, yang merupakan keadaan setengah sadar. Pada kondisi ini ide kreatif banyak muncul karena peran otak bawah sadar menjadi lebih dominan. Kabarnya, otak bawah sadar mempunyai kemampuan lebih besar 7:1 dibanding otak sadar. Itulah mengapa seringkali penyelesaian masalah muncul saat hampir tidur atau saat bangun tidur. Kondisi Theta juga merupakan kondisi untuk mengakses alam bawah sadar. Hipnotis dan hipnoterapi menggunakan kondisi ini untuk memberikan perintah-perintah ke alam bawah sadar pasien, misalnya perintah untuk merasakan bahwa rokok itu sangat memualkan pada terapi terhadap pecandu rokok.
Dengan perintah-perintah yang telah disusun sedemikian rupa, seorang hipnoterapi memandu pasien untuk memasukkan gambaran-gambaran baru ke dalam alam bawah sadar. Karena alam bawah sadar tidak mampu membedakan gambaran imajinasi terhadap kondisi nyata, maka gambaran imajinasi tersebut akan ditangkap sebagai kondisi nyata. Ketika kemudian pasien telah sadar sepenuhnya (kondisi Beta dan Alfa) maka alam bawah sadar telah mempunyai gambaran lain terhadap kondisi nyata, misalnya terhadap rokok yang semula dipandang nikmat tiba-tiba dipandang memualkan.
Seorang rekan saya bereksperimen dengan hipnoterapi terhadap anaknya yang masih SD. Ketika sang anak sedang dibuai untuk tidur maka dia menyampaikan pesan-pesan baru ke alam bawah sadar anaknya dengan mengatakan bahwa sang anak adalah anak yang rajin, pintar, baik hati, selalu bisa dalam belajar, dan hal-hal baik lainnya. Sekitar dua minggu kemudian mendadak prestasi belajar anaknya meningkat drastis. Rekan saya pun terkejut dengan hasil yang tidak disangkanya tersebut.
Semacam dengan hal tersebut adalah efek dongeng sebelum tidur bagi anak. Dongeng-dongeng dengan pesan moral biasanya sangat membekas dalam ingatan anak bahkan hingga dewasa. Karena itu sangat penting untuk menyempatkan diri mendongeng kepada anak dengan pilihan dongeng-dongeng yang bermoral baik, karena secara langsung dongeng tersebut akan masuk ke dalam alam bawah sadar anak. Sebaliknya sangatlah buruk memberi pengantar tidur dengan memarahi anak, memberi tontonan seram, dan perlakuan kasar, karena hal itu akan membekas saat anak hampir tidur.
Yang juga menarik dilakukan adalah self hipnoterapi, yaitu dengan menyatakan kalimat-kalimat positif kepada diri sendiri. Salah satu cara adalah dengan tiduran, atau duduk rileks memejamkan mata, kemudian menenangkan diri tidur-tiduran, lalu menyatakan kalimat positif , “Khairul -ganti nama Anda-, kamu bisa, kamu baik, kamu sukses…” Sambil menepuk dada atas kiri, bahu belakang kanan, atau paha kanan. Mengapa di daerah itu? Itu adalah daerah yang hanya orang terdekat yang menyentuhnya, seperti ibu, sahabat, dan keluarga.
Pada saat daerah tersebut disentuh maka alam bawah sadar akan mengatakan ‘ini pesan dari orang yang dekat denganku’ dan dia menjadi terbuka untuk menerima pesan tersebut. Dengan demikian apapun yang disampaikan tadi menjadi bagian alam bawah sadar dan diingat olehnya.
Gelombang Otak Sebagai Password
Para peneliti Kanada kini sedang mengembangkan teknik yang dapat menggunakan gelombang otak untuk mengunci pintu atau memperoleh akses ke layanan bank.
Urusan teknik pengamanan menggunakan keunikan tubuh manusia telah banyak dikembangkan para ahli, misalnya sidik jari. Bahkan beberapa perusahaan telah menawarkan pengenalan citra iris (bagian mata) di banyak negara yang ingin menerapkan paspor biometrik.
Tapi Julie Thorpe, seorang peneliti di Carleton University di Ottawa mempunyai ide yang lebih gila. Menurutnya, tidak perlu digunakan kartu rahasia, nomor pin, dan bentuk pengaman fisik lainnya untuk mengakses ATM, mengakses data di komputer, atau memasuki gedung dan ruangan rahasia.
“Penggunanya juga akan mudah sekali mengingat password-nya,” kata Thorpe. Ia berharap dapat mengembangkan alat pengaman pertama yang membaca gelombang otak sebagai kode tersebut.
Idenya memang sangat potensial untuk dikomersialisasikan, dengan asumsi sinyal-sinyal dari otak selalu berbeda antara satu orang dengan lainnya meskipun mereka memikirkan hal yang sama. “Sinyal otak unik seperti halnya sidik jari,” katanya.
Ia bekerja sama dengan mahasiswa kedokteran dan peneliti teknologi keamanan Paul Van Oorschrot di Ottawa untuk mewujudkan ide tersebut. Penelitiannya juga bertujuan mengembangkan alat bantu bagi para penderita paralisis untuk mengendalikan dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Para penderita paralisis kehilangan kemampuan menggerakaan tubuhnya karena otot-ototnya lumpuh sehingga satu-satunya harapan adalah memanfaatkan gelombang otaknya.
Untuk mengubah gelombang otak menjadi perintah komputer yang mengendalikan berbagai peralatan tentu sulit meskipun mungkin. Tapi, menggunakan perbedaan gelombang tersebut untuk menggantikan fungsi password jauh lebih mudah.
“Anda dapat menggunakan suara musik atau memori saat kanak-kanak sebagai password bahkan dengan menyodori gambar tertentu, seseorang dapat langsung mengingatnya,” kata Thorpe. Meskipun demikian, ia masih harus memastikan bahwa setiap orang dapat menghasilkan gelombang yang selalu tepat.
“Seringkali, tanpa disadari sebuah lagu yang Anda pikirkan mungkin akan mengganggu sinyal sebab banyak sekali proses di dalam otak manusia,” katanya. Selain itu, perangkat komputer untuk memeriksa gelombang otak yang ada saat ini belum terlalu praktis.
Electroencaphalogram (EEG) yang digunakan untuk mengukur sinyal-sinyal listrik di otak menggunakan banyak elektroda yang dipasang di kening sehingga untuk sekali pemeriksaan saja membutuhkan waktu lama.
Selain itu, pengukuran dengan alat tersebut membutuhkan gel yang harus dioleskan ke kulit kepala agar elektroda tersebut dapat digunakan. Inilah bentuk yang sedang diperbaiki Thorpe sehingga pengukuran gelombang otak dapat dilakukan dengan praktis.
Menggerakkan Benda dengan Gelombang Otak
Benda-benda digerakkan oleh gelombang otak, tak lagi mustahil. Percobaan ilmiah sudah berhasil membuktikan. Pada tahap awal penerapan prinsip kerja gelombang pikiran sebagai penggerak benda-benda, sistem antarmuka (interface) komputer-otak kini semakin dapat diterapkan. Menurut laporan LiveScience, riset sinyal saraf itu telah mencapai kemajuan yang berarti. Tak heran, penelitian itu menjadi yang paling menarik di bidang rekayasa biomedis.
Awal tahun ini, para peneliti melatih empat penderita epilepsi untuk menggerakkan kursor komputer dengan kekuatan pikiran mereka. Para pasien itu tengah menunggu operasi bedah otak. Beberapa lembar tipis elektroda pendeteksi sinyal dipasang pada permukaan otak mereka.
Mereka kemudian diminta untuk mengerjakan beberapa tugas, seperti membuka dan menutup telapak tangan serta menjulurkan lidah. Pada saat yang sama, para ilmuwan menilai apakah sinyal-sinyal otak berkaitan dengan gerakan-gerakan itu.
Sinyal-sinyal dari gerakan-gerakan tersebut kemudian diselaraskan dengan gerakan kursor di monitor. Misalnya, ketika otak memerintahkan pasien membuka tangan kanan, maka kursor bergerak ke kanan.
Pasien juga diminta untuk menggerakkan kursor dari satu titik ke titik lain di monitor. Caranya, dia hanya berpikir tentang pemindahan kursor tersebut. Awalnya, keempat pasien itu merasa kesulitan. Namun, mereka akhirnya mampu mengendalikan kursor dengan pikiran. Setelah beberapa menit, mereka melakukannya dengan tingkat akurasi lebih dari 70 persen.
Bahkan, seorang pasien mampu menggerakkan kursor melalui pikirannya dengan tingkat akurasi 100 persen pada akhir percobaan.
”Semua peserta percobaan kami dapat mengendalikan kursor komputer dengan menggunakan sinyal-sinyal otak,” kata Daniel Moran dari Washington University. Penelitian itu membuktikan, sensor-sensor yang ditempatkan di permukaan otak ternyata lebih efektif ketimbang ditanam di jaringan otak atau dikenakan seperti topi.
Cara penempatan di permukaan otak itu membuat mereka dapat menerima sinyal lebih stabil dan kuat ketimbang ditanam di jaringan otak atau dikenakan seperti topi. Hanya sedikit riset melibatkan penderita lumpuh total sebagai partisipan penelitian. Salah satunya adalah penelitian di Brown University dan Cyberkinetics Neurotechnology Systems Inc. Studi itu sedang mengembangkan sistem yang disebut BrainGate.
Dalam studi ini, sebuah sensor ditanamkan di lapisan luar saraf pemicu gerak primer (tempat otak merespons gerakan). Ukuran alat sensor itu lebih kecil dari uang koin. Sensor tersebut memiliki elektroda setipis rambut yang dimasukkan sekitar satu milimeter di bawah tempurung kepala. Alat itu dapat menangkap sinyal-sinyal elektrik dari saraf-saraf yang memicu gerakan.(livescience-ben-25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar