GELOMBANG OTAK DALAM HIPNOSIS
Bagaimana gelombang
otak kaum paranormal? Berdasarkan temuan ilmiah dibidang parapsikologi,
ternyata gelombang-gelombang otak tertentu berperan aktif melakukan
kemanpuan paranormal.
Saat ini ditemukan
teknologi stimulasi otak dengan gelombang suara yang unik. Seperti telah
diakui lembaga sains dan penelitian tentang otak, suara memiliki
pengaruh besar terhadap kinerja otak, contohnya efek musik Klasik dan
Jazz terhadap Otak dan Psikologi Manusia. Dengan berdasarkan pada konsep
frekwensi suara inilah, Teknologi Stimulasi Otak mampu menghasilkan
frekwensi suara khusus yang dikenal dengan nama Binaural Beat Frequency.
Binaural Beat Frequency
adalah frekwensi yang dihasilkan melalui perhitungan matematika
kompleks sehingga mampu menginterferensi dan menstimulasi gelombang otak
untuk memasuki kondisi “trance” (frekwensi theta). Binaural Beat
Frequency memiliki pengaruh yang kuat, bahkan lebih kuat dari pengaruh
musik Klasik dalam menstimulasi gelombang otak manusia memasuki
frekwensi tertentu, seperti alpha, theta & delta.
Dengan menyelaraskan
gelombang otak pada frekwensi tertentu maka kita akan manpu atau bisa
memiliki kekuatan metafisika yang sangat berguna bagi kehidupan kita
sehari-hari. Metoda ini ditemukan sejak tahun 1960 yang dilakukan oleh
berbagai ilmuwan yang menyimpulkan bahwa frekwensi suara tertentu dapat
menpengaruhi keadaan seseorang.
Seseorang yang
gelombang otak pada frekwensi beta (12 – 25 cps) melakukan kegiatan
berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari. Gelombang otak
pada frekwensi alfa (8 12 cps) menyadari keberadaan mimpi dan keadaan
meditasi terdalam karena Gelombang alfa sebagai jembatan penghubung
antara pikiran sadar dan bawah sadar. Sedangkan gelombang otak pada
frekwensi theta (4 – 8 cps) memasuki alam bawah sadar yang mengalami
kondisi meditasi sangat mendalam.
Seseorang yang
berprofesi sebagai paranormal dan penyembuh gelombang otaknya lebih
banyak mengandung frekwensi delta (0,1 – 4 cps). Frekwensi delta
bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intiusi, empati dan
tidakan yang bersifat instink. Delta juga membantu mencapai tingkat
kesadaran dan kebijakan tertinggi.
Adalah Audio Binaural
Beat Frequency, sebuah alat khusus yang diprogam dengan frekwensi khusus
untuk diselaraskan gelombang otak kita ke dalam frekwensi alpha, theta
dan delta. Dengan mendengarkan Audio Binaural Beat Frequency System yang
menstimulasi otak yang memberikan respon kepada bagian otak yang
berfungsi pusat kesehatan & kemanpuan paranormal, maka akan otomatis
membangkitkan energi tubuh (kundalini/cakra/aura/chi), mata bathin,
terawangan, psikometri ESP (Extra Sensory Perception), telepathy,
telekinetis, psychokinetis, lepas sukma, peningkat daya seksual,
peningkat metabolisme tubuh dan sebagainya
Satu lagi kemampuan
yang kerap dihubung-hubungkan dengan paranormal adalah kemampuan
hipnosis. Konsep hipnosis telah ada sejak awal peradaban manusia,
hipnosis selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan
kepercayaaan, kekuatan magis dan supranatural. Hipnosis secara
konvensional adalah salah satu kondisi kesadaran (state of
consciousness), dimana dalam kondisi ini manusia lebih mudah menerima
saran (informasi). Konsep hipnosis terus berkembang seiring dengan
perkembangan jaman. Hipnosis secara modern adalah teknik untuk membypass
atau mempekecil ’critical factor’ dari conscious, sehingga RAS
(Reticular Activating System) terbuka, dan informasi dapat memasuki
sub-conscious.
Sedangkan orang yang
melakukan hipnosis dikenal dengan hipnotis. Penelitian yang dilakukan
dalam tugas akhir ini bertujuan melihat pengaruh hipnosis terhadap
kejiwaan seseorang, terutama dilihat pada pembangkitan sinyal EEG
manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih membantu dalam
proses penyembuhan secara hipnoterapi dan memberikan informasi mengenai
pencegahan terhadap proses penipuan melalui hipnosis.
Pengambilan data
dilakukan pada kondisi hipnosis yang mengacu pada struktur dasar
hipnosis. Data yang diambil berupa PSD (Power Spectra l Density) yang
telah dirata-ratakan dan peta gelombang otak (brainmapping ). Pengolahan
data secara statistik menggunakan metode ANOVA (Analysis Of Variance).
Sinyal beta merupakan
sinyal paling dominan di antara sinyal EEG yang lain, hal ini
menjelaskan bahwa pada saat kondisi hipnosis 1 dan hipnosis 2 pikiran
tetap terjaga atau sadar. Sinyal alpha meningkat pada kondisi hipnosis 1
dimana pikiran akan terasa rileks dan santai namun terfokus, Sinyal
theta meningkat pada kondisi hipnosis 2 setelah pikiran dibimbing untuk
berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh pikiran. Sinyal delta relatif kecil pada semua
kondisi karena sinyal delta meningkat pada keadaan tidur lelap.
Agar lebih jelas
tentang hipnotis ini, ada baiknya kita ikuti cerita Natalia Sunaidi,
pakar hypnotherapy yang juga penulis buku Journey of The Past berikut
ini:
Setiap hari
saya mengajar di sebuah preschool dari Taiwan di Pluit (Jakarta). Waktu
itu menjelang Tahun Baru Imlek. Seperti biasa sekolah kami banyak
memasang dekorasi Imlek. Di depan pintu masuk tergantung lampu panjang
berwarna merah yang sangat menarik perhatian anak-anak. Suatu pagi saya
menggendong seorang anak Toddler (usia 1,5 th) yang terkesima melihat
lampu panjang tersebut, tiba-tiba dari luar sekolah terdengar suara
ledakan yang sangat keras, suara ban pecah. Saya sangat terkejut, anak
yang saya gendong menangis kencang karena kaget.
Saya sudah
melupakan kejadian itu dan memulai kegiatan belajar seperti biasa. Besok
paginya ketika anak itu datang ke sekolah, dia menangis keras ketika
akan memasuki pintu. Kami semua tidak mengerti dan membawanya masuk ke
kelas. Begitu pulang sekolah, dia tidak mau keluar pintu, dia gemetaran
sambil berkata “bom…bom…”. Saat itu saya jadi teringat kembali kejadian
kemarin ketika terdengar suara ledakan ban meletus, saat itu ia sedang
mengamati lampu panjang yang digantung di depan pintu itu. Jadi setiap
kali ia melihat lampu panjang itu, ia mengingat kembali suara ledakan
yang membuat dia kaget dan takut.
Saat itu bisa
dikatakan anak itu sedang berada dalam kondisi terhipnosis karena setiap
kali ia melihat lampu panjang itu, secara otomatis itu akan memicu
ingatan dia tentang suara ledakan yang membuat dia kaget dan takut.Lalu
mengapa saya menyebut hipnosis adalah suatu hal yang alami? karena kita
mengalami kondisi hipnosis dalam hidup kita sehari-hari. Mengapa
demikian? nanti saya akan jelaskan mengapanya. Tahukah anda bahwa anda
masuk kondisi hipnosis pada saat anda sedang nonton TV, membaca buku,
mengetik di komputer, Meditasi bahkan anda pasti masuk kondisi hipnosis
sebelum anda tidur? Ya, memang begitulah yang terjadi!Mengapa demikian?
Hipnosis tidak
lain adalah sebuah pengetahuan tentang gelombang otak. Setiap manusia
(bahkan bianatang) mempunyai 4 gelombang otak : Beta – Alfa – Teta –
Delta. Beta adalah gelombang otak pada saat kita sedang sibuk, maksudnya
fokus kita bisa pada 5-9 hal. Misalnya, kita sedang makan sambil
mendengar musik dan mendengarkan curhat teman kita. Alfa dan Teta adalah
gelombang otak pada saat kita sedang kondisi relaksasi yaitu fokus pada
1 hal. Delta adalah gelombang otak pada saat kita tidur pulas dan
hypnosis adalah suatu metode untuk mencapai gelombang otak untuk
mencapai Alfa dan Teta. Lalu mengapa saya mengatakan kita mengalami
kondisi hypnosis setiap hari ?
Pada saat kita
sedang nonton TV, kita fokus pada 1 hal yaitu film yang sedang kita
tonton. Pada saat membaca buku, mengetik komputer, kita pun fokus pada
hal yang sedang kita kerjakan. Oleh karena itu bila kita ukur gelombang
otak kita, kita sedang berada dalam kondisi Alfa atau Beta, kita sedang
dalam kondisi hypnosis. Pada saat kita meditasi, jika pikiran kita sudah
tidak kesana kemari dan kita mulai konsentrasi pada 1 fokus maka
gelombang otak kita berada dalam kondisi Alfa atau Teta. Bahkan setiap
kita tidur kita harus melewati kondisi hipnosis sebelum tertidur pulas,
yaitu dari gelombang Beta ke Alfa – Teta akhirnya Delta.
Lalu mengapa
kita perlu mencapai gelombang Alfa atau Teta ? Karena bila kita derada
dalam gelombang Beta (fokus yang terpecah) kita tidak akan bisa belajar
atau menerima apapun. Bayangkan seperti ini, bila anda sedang berada di
ruangan mesin yang ribut, anda tidak akan bisa mendengar suara teman
anda, anda harus menurunkan suara mesin itu lalu fokus pada suara teman
anda baru bisa mengerti apa yang ia katakan. Sama seperti itu, hipnotis
adalah metode untuk menurunkan gelombang sibuk anda (Beta) supaya
mencapai Alfa atau Teta supaya anda bisa lebih fokus. Bahkan anda sangat
perlu berada di gelombang Alfa atau Teta untuk bisa belajar misal pada
saat kuliah, mendengar ceramah, membaca buku, dan sebagainya.
Lalu mengapa
anak murid saya menjadi trauma terhadap lampu panjang merah tersebut ?
Karena pada saat ia mengamati lampu tersebut, otaknya berada di kondisi
Alfa atau Teta sehingga ia menjadi reseptif terhadap suara ledakan itu.
Lalu bagaimana yang terjadi di TV, yaitu orang-orang yang diubah namanya
atau berperilaku aneh? Apakah kesadarannya dilemahkan dengan hipnotis?
Prosesnya sama, yang dilakukan oleh para hipnotis adalah dengan
menggunakan metode hipnosis menurunkan gelombang otak orang itu menjadi
Alfa atau Teta sehingga ia menjadi reseptif pada sugesti sang hipnotis.
Lalu kemanakah
kesadarannya ? Apakah hilang ? Tidak hilang! Kesadarannya tetap ada
bahkan ia sangat sadar. Misalnya, seorang lelaki bernama Eko diubah
namanya menjadi Ria. Eko masih sangat sadar bahkan pada saat ia bilang
namanya adalah Ria tetapi kesadarannya tidak cukup kuat untuk menolak
sugesti sang hipnotis. Lalu apakah kesadaran Eko sedang dilemahkan
melalui hipnotis? TIDAK! Memang kesadarannya sudah lemah dari awalnya
dan melalui hipnosis jadi terlihat.
Jika begitu apa
bedanya kita semua dengan Eko? ketika kemarahan menguasai kita, kita
menjadi terfokus pada hal yang menyebabkan kita marah, lalu kita
bereaksi galak dan mengomeli orang lain. Bukankah kita saat itu
terhipnotis oleh kemarahan kita? Bukankah saat itu kesadaran kita pun
lemah sehingga tidak bisa menyadari kemarahan yang muncul? Jika demikian
mengapa kita bisa menyimpulkan hipnosis yang bisa membuat kesadaran
kita melemah jika setiap harinya kesadaran kitapun lemah dan terlarut
dalam kemarahan, keserakahan, kebencian, irihati dan sebagainya ? Lalu
kemanakah kesadaran kita saat itu? Jika memang hipnosis bisa melemahkan
kesadaran maka sesungguhnya kita sedang melemahkan kesadaran kita dengan
menonton TV, meditasi bahkan setiap kali tidur, karena saat itu kita
berada dalam kondisi hipnotis. Apakah begitu?
Sangat Tidak!
Hipnosis adalah sebuah pengetahuan yang mempelajari gelombang otak dan
metode komunikasi untuk mencapai gelombang otak Alfa atau Teta.
Melalui
relaksasi dalam masalah yang muncul adalah setelah mencapai gelombang
otak Alfa atau Teta melalui hipnosis, lalu mau diapakan ? Apa mau
digunakan untuk memasukkan sugesti negatif atau positif ? Apa mau
digunakan untuk melihat kehidupan lalu dan mengambil kebijaksanaannya?
atau untuk menenangkan pikiran? atau bahkan digunakan untuk hiburan
iseng ? semuanya tergantung kebijaksanaan anda. Seperti sebilah pisau,
ia bisa digunakan untuk kejahatan tetapi juga bisa kita pakai untuk
membantu untuk membantu kegiatan masak untuk menghasilkan berbagai
makanan bergizi. Tetapi pisau hanyalah pisau, ia tidak termasuk barang
baik atau buruk. Sama seperti hipnosis, ia bisa digunakan untuk hal
negatif tapi bisa juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Hipnosis
hanyalah suatu metode, yang jika kita bisa mengolahnya dapat kita
gunakan untuk meningkatkan kebijaksanaan kita. Jadi semuanya itu menjadi
pilihan anda, mau menggunakan hipnosis untuk melihat kehidupan lalu dan
mengambil kebijaksanaannya atau mau tidak menggunakannya. Ini semua
bukan menjadi hal yang benar atau salah lebih merupakan hal yang cocok
atau kurang cocok. Sebagian orang karena warna kulitnya terlihat cocok
memakai baju berwarna ungu tua, tapi ada juga yang tidak menyukai warna
ungu tua karena kurang cocok dengan warna kulitnya. Tapi apakah warna
ungu tua adalah adalah warna yang salah ? Sama seperti itu ada orang
cocok dengan regresi kehidupan lalu untuk menggali kebijaksanaanya ada
juga yang kurang cocok. Semua itu hanyalah pilihan yang cocok atau
kurang cocok.
Sebagaimana
diketahui, cara kerja otak dipengaruhi oleh kondisi otak yang disebut
fase Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Pada kondisi Beta, gelombang otak
adalah 12-25Hz. Ini adalah kondisi konsentrasi yang muncul ketika
seseorang sedang mengerjakan sesuatu yang sulit dan perlu berpikir
keras. Pada saat ini otak hanya mempunyai kemampuan fokus tunggal.
Kondisi beta cocok untuk tujuan menyelesaikan suatu pekerjaan secara
serius, seperti mengerjakan soal, ngebut, mengerjakan tugas kritis dan
serius. Musik yang riang dan cepat dapat membantu mencapai kondisi otak
ini.
Kondisi Alfa mempunyai
gelombang otak dengan frekuensi 8-12Hz. Kondisi tenang ini memungkinkan
otak untuk multifokus, memperhatikan beberapa hal sekaligus. Kondisi
Alfa sangat tepat untuk belajar yang bersifat menyerap, memahami,
menghafalkan pengetahuan, karena pada kondisi ini otak menjadi siap
belajar. Musik yang sedang dan ringan dapat membantu tercapainya kondisi
Alfa.
Gelombang otak Theta
adalah 4-8Hz, yang merupakan keadaan setengah sadar. Pada kondisi ini
ide kreatif banyak muncul karena peran otak bawah sadar menjadi lebih
dominan. Kabarnya, otak bawah sadar mempunyai kemampuan lebih besar 7:1
dibanding otak sadar. Itulah mengapa seringkali penyelesaian masalah
muncul saat hampir tidur atau saat bangun tidur. Kondisi Theta juga
merupakan kondisi untuk mengakses alam bawah sadar. Hipnotis dan
hipnoterapi menggunakan kondisi ini untuk memberikan perintah-perintah
ke alam bawah sadar pasien, misalnya perintah untuk merasakan bahwa
rokok itu sangat memualkan pada terapi terhadap pecandu rokok.
Dengan
perintah-perintah yang telah disusun sedemikian rupa, seorang
hipnoterapi memandu pasien untuk memasukkan gambaran-gambaran baru ke
dalam alam bawah sadar. Karena alam bawah sadar tidak mampu membedakan
gambaran imajinasi terhadap kondisi nyata, maka gambaran imajinasi
tersebut akan ditangkap sebagai kondisi nyata. Ketika kemudian pasien
telah sadar sepenuhnya (kondisi Beta dan Alfa) maka alam bawah sadar
telah mempunyai gambaran lain terhadap kondisi nyata, misalnya terhadap
rokok yang semula dipandang nikmat tiba-tiba dipandang memualkan.
Seorang rekan saya
bereksperimen dengan hipnoterapi terhadap anaknya yang masih SD. Ketika
sang anak sedang dibuai untuk tidur maka dia menyampaikan pesan-pesan
baru ke alam bawah sadar anaknya dengan mengatakan bahwa sang anak
adalah anak yang rajin, pintar, baik hati, selalu bisa dalam belajar,
dan hal-hal baik lainnya. Sekitar dua minggu kemudian mendadak prestasi
belajar anaknya meningkat drastis. Rekan saya pun terkejut dengan hasil
yang tidak disangkanya tersebut.
Semacam dengan hal
tersebut adalah efek dongeng sebelum tidur bagi anak. Dongeng-dongeng
dengan pesan moral biasanya sangat membekas dalam ingatan anak bahkan
hingga dewasa. Karena itu sangat penting untuk menyempatkan diri
mendongeng kepada anak dengan pilihan dongeng-dongeng yang bermoral
baik, karena secara langsung dongeng tersebut akan masuk ke dalam alam
bawah sadar anak. Sebaliknya sangatlah buruk memberi pengantar tidur
dengan memarahi anak, memberi tontonan seram, dan perlakuan kasar,
karena hal itu akan membekas saat anak hampir tidur.
Yang juga menarik
dilakukan adalah self hipnoterapi, yaitu dengan menyatakan
kalimat-kalimat positif kepada diri sendiri. Salah satu cara adalah
dengan tiduran, atau duduk rileks memejamkan mata, kemudian menenangkan
diri tidur-tiduran, lalu menyatakan kalimat positif , “Khairul -ganti
nama Anda-, kamu bisa, kamu baik, kamu sukses…” Sambil menepuk dada atas
kiri, bahu belakang kanan, atau paha kanan. Mengapa di daerah itu? Itu
adalah daerah yang hanya orang terdekat yang menyentuhnya, seperti ibu,
sahabat, dan keluarga.
Pada saat daerah
tersebut disentuh maka alam bawah sadar akan mengatakan ‘ini pesan dari
orang yang dekat denganku’ dan dia menjadi terbuka untuk menerima pesan
tersebut. Dengan demikian apapun yang disampaikan tadi menjadi bagian
alam bawah sadar dan diingat olehnya.
Gelombang Otak Sebagai Password
Para peneliti Kanada
kini sedang mengembangkan teknik yang dapat menggunakan gelombang otak
untuk mengunci pintu atau memperoleh akses ke layanan bank.
Urusan teknik
pengamanan menggunakan keunikan tubuh manusia telah banyak dikembangkan
para ahli, misalnya sidik jari. Bahkan beberapa perusahaan telah
menawarkan pengenalan citra iris (bagian mata) di banyak negara yang
ingin menerapkan paspor biometrik.
Tapi Julie Thorpe,
seorang peneliti di Carleton University di Ottawa mempunyai ide yang
lebih gila. Menurutnya, tidak perlu digunakan kartu rahasia, nomor pin,
dan bentuk pengaman fisik lainnya untuk mengakses ATM, mengakses data di
komputer, atau memasuki gedung dan ruangan rahasia.
“Penggunanya juga akan
mudah sekali mengingat password-nya,” kata Thorpe. Ia berharap dapat
mengembangkan alat pengaman pertama yang membaca gelombang otak sebagai
kode tersebut.
Idenya memang sangat
potensial untuk dikomersialisasikan, dengan asumsi sinyal-sinyal dari
otak selalu berbeda antara satu orang dengan lainnya meskipun mereka
memikirkan hal yang sama. “Sinyal otak unik seperti halnya sidik jari,”
katanya.
Ia bekerja sama dengan
mahasiswa kedokteran dan peneliti teknologi keamanan Paul Van Oorschrot
di Ottawa untuk mewujudkan ide tersebut. Penelitiannya juga bertujuan
mengembangkan alat bantu bagi para penderita paralisis untuk
mengendalikan dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Para
penderita paralisis kehilangan kemampuan menggerakaan tubuhnya karena
otot-ototnya lumpuh sehingga satu-satunya harapan adalah memanfaatkan
gelombang otaknya.
Untuk mengubah
gelombang otak menjadi perintah komputer yang mengendalikan berbagai
peralatan tentu sulit meskipun mungkin. Tapi, menggunakan perbedaan
gelombang tersebut untuk menggantikan fungsi password jauh lebih mudah.
“Anda dapat menggunakan
suara musik atau memori saat kanak-kanak sebagai password bahkan dengan
menyodori gambar tertentu, seseorang dapat langsung mengingatnya,” kata
Thorpe. Meskipun demikian, ia masih harus memastikan bahwa setiap orang
dapat menghasilkan gelombang yang selalu tepat.
“Seringkali, tanpa
disadari sebuah lagu yang Anda pikirkan mungkin akan mengganggu sinyal
sebab banyak sekali proses di dalam otak manusia,” katanya. Selain itu,
perangkat komputer untuk memeriksa gelombang otak yang ada saat ini
belum terlalu praktis.
Electroencaphalogram
(EEG) yang digunakan untuk mengukur sinyal-sinyal listrik di otak
menggunakan banyak elektroda yang dipasang di kening sehingga untuk
sekali pemeriksaan saja membutuhkan waktu lama.
Selain itu, pengukuran
dengan alat tersebut membutuhkan gel yang harus dioleskan ke kulit
kepala agar elektroda tersebut dapat digunakan. Inilah bentuk yang
sedang diperbaiki Thorpe sehingga pengukuran gelombang otak dapat
dilakukan dengan praktis.
Menggerakkan Benda dengan Gelombang Otak
Benda-benda digerakkan
oleh gelombang otak, tak lagi mustahil. Percobaan ilmiah sudah berhasil
membuktikan. Pada tahap awal penerapan prinsip kerja gelombang pikiran
sebagai penggerak benda-benda, sistem antarmuka (interface)
komputer-otak kini semakin dapat diterapkan. Menurut laporan
LiveScience, riset sinyal saraf itu telah mencapai kemajuan yang
berarti. Tak heran, penelitian itu menjadi yang paling menarik di bidang
rekayasa biomedis.
Awal tahun ini, para
peneliti melatih empat penderita epilepsi untuk menggerakkan kursor
komputer dengan kekuatan pikiran mereka. Para pasien itu tengah menunggu
operasi bedah otak. Beberapa lembar tipis elektroda pendeteksi sinyal
dipasang pada permukaan otak mereka.
Mereka kemudian diminta
untuk mengerjakan beberapa tugas, seperti membuka dan menutup telapak
tangan serta menjulurkan lidah. Pada saat yang sama, para ilmuwan
menilai apakah sinyal-sinyal otak berkaitan dengan gerakan-gerakan itu.
Sinyal-sinyal dari
gerakan-gerakan tersebut kemudian diselaraskan dengan gerakan kursor di
monitor. Misalnya, ketika otak memerintahkan pasien membuka tangan
kanan, maka kursor bergerak ke kanan.
Pasien juga diminta
untuk menggerakkan kursor dari satu titik ke titik lain di monitor.
Caranya, dia hanya berpikir tentang pemindahan kursor tersebut. Awalnya,
keempat pasien itu merasa kesulitan. Namun, mereka akhirnya mampu
mengendalikan kursor dengan pikiran. Setelah beberapa menit, mereka
melakukannya dengan tingkat akurasi lebih dari 70 persen.
Bahkan, seorang pasien mampu menggerakkan kursor melalui pikirannya dengan tingkat akurasi 100 persen pada akhir percobaan.
”Semua peserta
percobaan kami dapat mengendalikan kursor komputer dengan menggunakan
sinyal-sinyal otak,” kata Daniel Moran dari Washington University.
Penelitian itu membuktikan, sensor-sensor yang ditempatkan di permukaan
otak ternyata lebih efektif ketimbang ditanam di jaringan otak atau
dikenakan seperti topi.
Cara penempatan di
permukaan otak itu membuat mereka dapat menerima sinyal lebih stabil dan
kuat ketimbang ditanam di jaringan otak atau dikenakan seperti topi.
Hanya sedikit riset melibatkan penderita lumpuh total sebagai partisipan
penelitian. Salah satunya adalah penelitian di Brown University dan
Cyberkinetics Neurotechnology Systems Inc. Studi itu sedang
mengembangkan sistem yang disebut BrainGate.
Dalam studi ini, sebuah
sensor ditanamkan di lapisan luar saraf pemicu gerak primer (tempat
otak merespons gerakan). Ukuran alat sensor itu lebih kecil dari uang
koin. Sensor tersebut memiliki elektroda setipis rambut yang dimasukkan
sekitar satu milimeter di bawah tempurung kepala. Alat itu dapat
menangkap sinyal-sinyal elektrik dari saraf-saraf yang memicu
gerakan.(livescience-ben-25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar